Dana Pinjaman Global Warming

Seperti yang dikutip oleh Sains Kompas, Menteri Keuangan Agus Darmawan Wintarto Martowardojo mengatakan:

“Kami membahas masalah Dialog Bali (pertemuan yang menggali upaya memitigasi perubahan iklim yang ekstrim). Di situ semua negara berpartisipasi untuk bagaimana mengatasi perubahan iklim. Kami juga mencari cara, bagaimana supaya pada tahun 2020 ada penghimpunan dana hingga 100 miliar dollar AS untuk mengatasi dan menjawab isu-isu perubahan iklim.”

Indonesia sendiri sebelumnya sudah meminjam dana sebesar 500 juta dollar AS untuk berpartisipasi dalam menangani persoalan global warming.  Pinjaman dana tersebut berasal dari Agence Francaise de Development (AFD) sebesar 200 juta dollar AS dan dari Japan International Cooperation Agency (JICA) sebesar 300 juta dollar AS (Sumber Sains Kompas).

Sampai dengan tahun 2013,  total pinjaman program perubahan iklim atau CCPL mencapai 1,9 miliar dolar AS,  kata Direktur Pinjaman dan Hibah Luar Negeri Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Maurin Sitorus.  Dana tersebut berasal dari Perancis sebesar 800 juta dolar AS, Jepang 900 juta dolar AS, dan dari Bank Dunia senilai 200 juta dolar AS. (http://www.antaranews.com/berita/208223/kemenkeu-total-pinjaman-perubahan-iklim-19-miliar-dolar-as)

Menurut JICA dalam press releasenya,  Indonesia merupakan negara ke-4, setelah China, Amerika, dan Brasil, sebagai negara penyumbang CO2 terbesar.  Oleh karena itu tampaknya Indonesia berhak atas pinjaman dana tersebut di atas.

Bagaimana pemanfaatan dana pinjaman yang cukup besar tersebut?  Cukup efektifkah program-program yang direncanakan dan dijalankan untuk menangani pemanasan global di Indonesia?

Sebetulnya ada  persoalan yang lebih mendasar dari pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas yaitu Apakah pemanasan global (global warming) dapat diatasi oleh manusia? Apakah manusia adalah penyebab terjadinya perubahan iklim global?

Jawaban pertanyaan tersebut seharusnya dijawab oleh para ahli iklim (klimatolog) yang karena ilmunya lebih memahami persoalan.   Di Amerika sendiri Banyak ilmuwan yang menolak pemanasan global itu disebabkan oleh manusia.  Oleh karena itu usaha-usaha untuk menanganinya, dalam hal ini pembatasan emisi karbondioksida, tidaklah logis.

Kalau kita menerima argumentasi yang menyimpulkan bahwa pemanasan global itu bukan disebabkan oleh manusia maka pinjaman dana yang cukup besar tersebut adalah pemborosan.

Pustaka:

Author: Erwin Maulana

I'm a father of two lovely children. live in Bandung and Garut; West Java-Indonesia.

Leave a comment